Stinghaze, merilis single ketiga mereka yang diberi judul ‘Intrik’. Single ini dirilis pada 30 Juli 2019 dalam layanan pemutar musik digital.
‘Intrik’ memuat asumsi Panji, sang vokalis, tentang ‘event pemilihan presiden 2019’. Awalnya Panji mencoba berimajinasi, menulis berdasarkan kerjadian-kejadian pada pemilihan Presiden 2014 silam, dimana terdapat dua kubu yang memperebutkan posisi teratas di Indonesia.
Tetapi muncul kejadian mengejutkan, yakni kerusuhan di depan kantor BAWASLU pada 22-23 Mei lalu. Hal ini membuat Panji seakan-akan melihat mimpi yang menjadi nyata lewat lagu ini.
Sayang, perilisan single terbaru ini tidak bertepatan dengan momentum tersebut. Namun dengan adanya kejadian itu, Stinghaze sendiri berharap para pendengar dapat merasakan adanya pesan tersirat ‘Intrik’ yang berkaitan dengan peristiwa 22-23 Mei yang lalu.
Untuk keperluan promosi, Stinghaze akan mencetak rilisan fisik berupa demo dan merchandise yang akan disebar ke penikmat dan label. Berikutnya, mereka berencana merekam dua lagu lagi untuk melengkapi mini album yang rencananya akan dirilis tahun ini.
Band bentukan tahun 2017 yang beraliran heavy rock 70-an ini memang kerap mengangkat isu sosial dalam karyanya. Sebagai band, Stinghaze pada praktiknya menggunakan musik sebagai media untuk menyuarakan apa yang menjadi kegelisahan banyak orang.
Baca juga: Resah dengan Nikmatnya Dosa, TonoPrance Lepas ‘Pendosa’
Melalui setiap lagu yang sudah dan akan dirilis, Stinghaze ingin menyampaikan sebuah cerita dan memberikan pesan tersirat bagi pendengar yang mungkin memiliki perasaan sama terhadap isu sosial.
Tercatat di dua single yang terdahulu, ‘Distorsi’ dan ‘Genosida’, juga menyuarakan masalah sosial yang dianggap meresahkan oleh band yang digawangi Panji (Vokal), Yoga (Gitar), Rei (Gitar) Fikar (Bass), dan juga Risky (Additional Drummer) ini.
Komentari post